Jumat, 10 Februari 2012

Segala Kebaikan Berawal Dari Hati

Kembali  ‘ku tulis sebuah fragmen kehidupan ini di sebuah senja yang penuh ketenangan. Di sebuah rumah yang ‘ku pikir masih sedikit kenangan di dalamnya, meski rumah yang kudiami ini kecil sungguh aku merasa sangat tenang disini. Martapura, Kalimantan Selatan. 28 Januari 2012.  Aku persembahkan kata-kata ‘ku kepada seorang sahabat yang memberikanku pencerah dalam beberapa hari ini.

Pada fragmen kenangan kali ini aku tidak membahas tentang mereka yang istimewa yang pernah mengisi sisi teristimewa pada bagian dalam kehidupan ‘ku. Tapi ini tentang sesuatu yang membuka pandanganku tentang bagian kehidupan lain yang ‘ku pikir hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan orang lain, bahkan dunia bagi mereka yang mau memaknai apa yang terjadi di sekelilingnya. Tentang kebaikan dan keburukan yang sulit untuk membatasi sampai mana sisi terbaik dalam kehidupan ini. Baik kah hal ini dan bagaimana cara kita untuk menyikapinya.

Aku heran bahwa ternyata hidup sederhana itu tidak semudah apa yang kubayangkan selama ini. Sebelumnya aku menanamkan pemikiran bahwa kehidupan ini hanya akan berjalan sebentar dan memang mudah jika menjalaninya dengan sekedar berbuat baik kepada diri sendiri, orang sekitar dan keluarga. Ternyata kehidupan tidak semudah itu, sungguh tidak mudah. Banyak hal lain yang harus dimaknai dalam menjalani sisi kehidupan dan BUKAN hanya sekedar kita berbuat baik pada saat ini dan NANTI kita pasti akan mendapatkan KEBAIKAN yang besar di akhir proses kelak.

    Aku menyimpulkan bahwa proses yang kita jalani saat ini masih sedikit dari bagian perjalanan yang sangat panjang. Ketika kita akan menjalani kehidupan ini dalam kurun waktu 50 atau bahkan 60 tahun. Kita masih akan menjalani sebuah proses perjalanan yang panjang di alam kubur sana, 7000 tahun.  Cukup ‘kah dengan perjalanan ini kita bisa mengukir kesuksesan yang kita idam-idam kan kelak? Bukan kesuksesan yang akan kita raih ketika kita masih hidup, tetapi diamana kita akan menjalani kehidupan lain selama 7000 tahun nanti? Belum lagi ketika nanti kita semua di bangkitkan untuk pertama kalinya dalam suatu wilayah yang hampir menyeluruh di bagian bumi ini, kecuali Madinah dan Mekkah dan kembali kepercayaan kita terhadap Tuhan kembali di uji?

    Banyak paradigma tentang kebaikan yang berkembang di mata orang-orang yang aku kenal selama ini. Meski dalam batasan kebaikan pun, ada saja pertentangan yang sering kita jumpai dalam sisi kehidupan ini. Kehidupan memang berisi berbagai macam rahasia yang haru kita maknai seutuhnya.  Bagaimana dengan keburukan? Banyak orang memasang keburukan dengan dasar bahwa dia melakukan kebaikan, untuk dirinya sendiri dan orang lain. Sulit untuk berkomentar mengenai perkara ini dan inilah rahasia dalam kehidupan.

    Sekarang bagaimana kita menjalani bagian dalam kehidupan kita ini untuk berisi hal-hal yang bermakna? Tentu kita tidak akan sanggup untuk menjalani kehidupan dengan segala beban kebaikan yang disediakan untuk kita. Tapi kita bisa melakukan kebaikan dari hal yang paling kecil. Aku tidak mengatakan hal yang terkecil itu adalah berbuat kebaikan yang
mengenai merubah diri kita menjadi sosok pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya bukan hal yang kecil pula kita bisa memperbaiki diri sendiri, tentu inilah tugas teberatnya. Yang aku maksud hal terkecil ini adalah dimulai dari membuka hati kita untuk melakukan kebaikan dan ini pun cukup sulit untuk dilakukan. Kemudian dilanjutkan ke niat dan di akhiri oleh tindakan kita yang paling kecil. Sebuah contoh saja, bagaimana memulai untuk bisa berkata sopan dan mengontrol emosi. Jika penyakit ini bersumber dari hati.
‘ku percaya segala hal baik yang awalnya dari hati akan menjadi perkara yang melahirkan kebaikan pula di akhir nanti. Dalam suatu batasan yang ‘ku sebut sebagai AL ISLAM.