Foto 1

PGSD Banjarbaru tampak depan

Foto 2

Mengajar Pramuka di SDN Sungai Tuan

Foto 3

Mahasiswa kelas 2B PGSD Banjarbaru

Foto 4

Beberapa mahasiswa kelas 2B sedang melakukan kunjungan ke SDN Banjarbaru Utara 7.

Senin, 13 Februari 2012

Perubahan di Hari Pertama Masuk Kuliah. Semester II B, 13 Februari 2012

    Banyak yang sudah terjadi selama satu bulan ini. Semenjak liburan seusai final tes pada “minggu tenang” tanggal 29 Desember 2011 dan liburan semester secara resmi dinikmati seluruh mahasiswa PGSD UNLAM pada tanggal 9 Januari 2012 hingga masuk kuliah lagi pada tanggal 13 Februari 2012. Sepertinya liburan yang pertama kali dirasakan oleh anak-anak semester I yang pertama kali berada di bangku kuliah ini terlalu berlebihan, Karena kalau dikatakan liburan semester yang biasanya dinikmati semasa SMA paling bantet hanya seminggu saja. Nah, apa perubahan yang terjadi pada anak-anak kelas I semester B dan apa komentar mereka mengenai libur panjang ini?

Tapi berbeda menurut pendapat Teti Tirna katanya liburan ini masih sangat sebentar dan berikut hasil wawancara hati ini dengan Mbak Teti:

*Semenjak libur  pada tanggal 9 Januari 2012, hingga masuk kembalipada tangg 13 Februari, apakah menurut mbak ini terlalu lama?
Teti Tirna : “Sebenarnya menurut saya sangat sebentar (jika) pihak dari kampus memberikan dan pemberitahuan yang  jelas dan pasti, tapi liburan kali ini terbuang dengan begitu saja, (seandainya) saja pihak kampus lebih tegas memberikan kepastian mungkin waktu libur tu bisa diisi dengan baik. Contohnya kayak mencari pekerjaan, tapi karena sedikit kepastian itu membuat keraguan untuk melakukan kegiatan yang terjadwal. (Aduh, takut besok, lusa atau minggu depan sudah masuk kuliah lagi dan lag-lagi whatever lah segala te tek bengek yang membuat kita hasus bolak-balik Banjarmasin – Banjarbaru untuk bayar biaya administrasi. (Kenapa ngak kampus sini saja, di kolektifkanlah…) Teman ku di kampus lain ada yang liburnya 2 bulan lebih dan pengumumannya dengan jelas dan pasti).

*Apa yang Anda lakukan semenjak liburan ini?
Teti Tirna : Nothing spesial mas, hanya tidur, makan, nonton, jalan-jalan, ke warung  (bantuin kalau sibuk) beres-beres rumah. Kagak ada yang jelaskan?

    Kalau menurutku sih ini memang kegiatan yang jelas dan bermanfaat, kenapa mbak Teti mengatakan ini tidak jelas ya? Waahh… merendah aja nih mbak?

    *Mbak, ini bukannya pengalaman pertama menjalani masa perkuliahan? Apa pendapat Anda tentang PGSD Banjarbaru?
Teti Tirna : Yah,,, di kampus males aja belajar mas, (apalagi kalo disuruh presentasi sendiri tanpa ada dosen) Kenapa sih dosennya jarang masuk? (curhatan pribadi nampaknya nih) kenapa sih kelasnya harus di gabung menjadi 2 kelas (120 mahasiswa dalam satu ruangan pengajaran) yang di depan manggut-manggut (ngak tahu memperhatikan apa ngak) yang di belakang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing. Kalau senam kenapa sih di kampus ini kagak pagi aja, biar sehat kagak sore… kan gosong? Entahlah ini menurut pendapatku saja. (belajarnya tidak menyenangkan, belajarnya kurang)  Kata tanteku, “Yaa wajarlah kampusnya murah… “ Yakin pembiayaan kita tidak lebih murah dari kampus lain? *rata-rata sama saja.

    Jawaban mbak kali ini banyak setujunya…. Memang sebuah instansi, organisasi atau perkumpulan apapun pasti memiliki berbagai masalah yang belum bisa di tuntaskan. Apakah ini kesalahan sistem atau SDM’nya. Sebagai mahasiswa yang ingin menjadi mahasiswa sederhana (memiliki pemaknaan lain) ya kagak ambil pusing dah. Yang penting kerjakan yang di wajibkan.

    *Tentang nilai, apa pendapat Anda dengan adanya keterlambatan dipublikasikannya nilai final tes yang lamaaaaa baru keluar?
Teti Tirna : Ahh,,, Whatever  lag aja deh… EGP. “aku seneng tuh di’sms’in ama temenku, yang sudah lama tidak ada kontak.  Pas lagi-lagi anak-anak tuh sms’in eh dia nanya. > IP kamu berapa? *melongo aja reaksiku… meneketeng-teng lah dengan niali gua apa dan bagaimana.

Mbak Teti dengan senyumnya.
    Ada lagi hal istimewa yang mbakTeti katakan pada saat membahas masalah nilai ketika mengambil Flashdisk ke rumah di suatu siang. *lupa hari apa. Kata Mbak Teti, “Nilai tidak menentukan sebuah hasil akhir ya mas? Tapi melihat prosesnya yang sebenernya harus kita lihat bagaimana.”

    *Apa hari ini Anda sudah siap kuliah? Berhubung segala kegiatan sudah aktif.
Teti Tirna : TIDAK, sangat TIDAK SIAP. Kenapa keadaaan tuh membuat aku masuk kuliah? Padahal aku lagi ngak mood masuk kuliah (kecapaian habis ada acara) Sedangkan pas pengen masuk, liburnya di undur. > SIAP BELAJAR?? Haaa,,, bukannya hari pertama itu tenang dulu ya? Nyiapin fasilitas untuk kegiatan pembelajaran??? OK aku siap deh, tapi apa pihak kampus sudah SIAP, menyiapkan segala pendukung fasilitas pembelajaran (kayaknya habis efek bawa-bawa kursi dari ruang lain ke ruang  lainnya untuk mengikuti perkuliahan gara-gara bangkunya tidak cukup).

    Lain mbak Teti bukan lagi Hendra Lukmana Saputra. Sahabat kita yang gokil kita ini mengaku bahwa liburan ini terlalu panjang, katanya. Pemuda yang sering di sapa Hendra (Ihen) ini memiliki jadwal yang padat dalam hal pentas Habsy. Katanya sih sudah pentas lebih 15 kali dalam bulan ini. *buanyaknya… Sama halnya dengan Mawaddah dan Redha Ar-Rahim yang dari cerita-cerita hari ini juga memiliki kegiatan manggung yang sama. Ini nieh pemuda generasi yang bisa dijadikan contoh oleh anak-anak lainnya yang hanya sekedar mangut-mangut di rumah kagak karuan (Jika ada daftarnya kemungkinan besar saya juga dalam pemuda yang mangut-mangut saja di rumah selama sebulan ini *PlAkk!!)

     Jika ditanya apa yang baru dari Hendra, mungkin kayaknya dia menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Agak pendiam dan apa yang baru darinya?
BB baru kah Hen?
“Hen, kam bagundul kah? Astaga, kenapaam jadi begundul? (Hen, Kamu potong rambut jadi gundul ya? Astaga, kenapa jadi gundul?)” Hendra, “Aku umpat hasby pang Rud. Jadi pas aku dibawae bahabsy di suruh urang begundul (Aku kan ikut Habsy Rud, jadi ketika aku di ajaki habsy ya di suruh untuk potong rambut jadi gundul) Eh Rud, Nieh lihat *nentengin Blackberry.” Rodhiya “Bueeehh…. Hape baru....!!” Sudah tahu apa yang baru bukan? Bukan palanya yang baru tapi HP’nya….  (becandanya jelek).

Lain Hendra lain lagi mbak Metaa Jamayanti. Wanita dengan sapaan Metaa ini kayaknya tidak terlalu mempersoalkan panjangnya liburan kali ini. (Dia sudah tahu gimana PGSD dan selak-beluknya, dari gimana program



Hendra dan Tarbang kesayangan
kuliah dan gimana kalau libur) Wajarlah, kalau rumah saja sangat dekat dengan kampus. Yaa,,, kalau ngesot 5 menit aja sampai lah ke kampus. Meta yang juga sahabat Miraa Rahmida yang juga rumahnya berdekatan ini mengatakan bahwa dia sakit dalam menjalani masa-masa akhir liburan, katanya diare dan muntaber karena gara-gara makan siomay yang keliling PGSD. *mencurigakan tu Paman Siomay, terakhir saya yang juga makan sioamay di akhir liburan juga harus mengganti ban dalam belakang sepeda motor karena bocor (kayaknya siomay dalam liburan kali ini tidak mendapatkan ratting yang cukup baik dimataku dan mbak Miraa). Kembali ke Metaa, katanya dia mengaku memang cukup bosan dalam menjalani liburan. Kerjaan ya makan, beres-beres, solat, nonton TV dan makan lagi. *padet juga jadwalnya sebenernya kalau di pikir-pikir lagi.

Metaa dan senyum yang Khas
      Lain Meta, lain lagi Silaturahmi (kata yang dipakai dalam menggantikan topik kayaknya ini trus). Mahasiswa yang sudah pulkam ke Amuntai pada awal-awal liburan kemaren kini mengalami perubahan pada berat badannya. Sejak liburan nie anak memang bertekad serius mau ningkatkan berat badan. Ini yang bikin aku sakit hati…. “Kenapa berat badanku kagak berubah juga?” *dilema. Mencurigakan nie Ami, ngambil lemak dari mana. Kata-kata Ara dan Mbak Yuni juga menyakitkan, “Mbak, mas agak gemukan bukan” Komentar yang sama dari mereka, “Hmm… (pada saat Hmm… sudah ngarep jawabannya Ya) Ah, kagak mas. Biasa aja” Ngedrop dah jadinya….

    Apapun yang terjadi hari ini, inilah sedikit gambaran tentang kami. Mahasiswa baru semester II B, UPP PGSD Banjarbaru. Aku hari ini sangat tidak enak dengan kebanyakan orang di kelas hari ini. Karena ada sedikit yang berubah juga dengan penampilanku di mata mereka. Padahal sudah sedari dulu dengan ini. Hm… waktu akan membiasakan pandangan mereka. Salam….

Bagaimana dengan liburan Anda?

“Catatan Pendek”
*Dengan sungguh-sungguh. Terima kasih banyak atas partisipasinya membeli dan menyumbangkan uang 3000,00 untuk kalender tadi siang pas sepulang kuliah (lagi-lagi kalender leh? Sebenernya kalendernya sudah sangat lama mau dibagikan "sebelum si kalender 18.000 yang  WAJIB itu, tapi karena liburan) dan uangnya lebihan 5000,00 yang seharusnya 125.000,00. Semoga amal ibadahnya di terima. Ini stok terakhir.... Jd program waqaf Al Qur'an KISPAnya katanya sudah berakhir.

*Mengenai kisah Masjidil Aqsa dan Imam Mahdi akan diceritakan oleh orang yang lebih memiliki pengetahuan.Maafkan tadi hanya sempat menceritakan secara garis besarnya saja. Itu pun banyak yang tidak paham ya??

۞  This Is Our WãΫ  ۞
Karena ini semua adalah jalan yang harus kita tempuh bersama.

Untuk
Shinjiru, Aldaith, Albus dan semua orang yang selalu berada disekelilingku.
Kupersembahkan catatan ini untukmu dan untuk mengenang persahabatan indah di masa remaja yang kita lewati bersama di sekolah, disaat kau dulu begitu setia mendengarkan dengan tulus cerita-cerita fantasi dari sesuatu yang menggugah jiwa. Kuharap kenangan ini dapat memberikan makna untuk kehidupanmu dan atas kenangan yang akan selalu ada. Kini aku bisa dengan lantang mengatakan kepadamu bahwa aku sudah mempercayai satu hal. “Kini aku percaya kepada orang-orang disekelilingku yang selama ini memberikan segalanya kepadaku. Sebuah “PERSAHABATAN.”







Berikut beberapa foto yang sempat diambil pada saat perkuliahan pertama. Pendidikan Ilmu Sosial Dasar dan Budaya Dasar.




SUARA MAHASISWA

INFORMASI

Minggu, 12 Februari 2012

BIODATA DOSEN

DATA-DATA DOSEN PENGAMPU

Nama Dosen :  Drs. H. FANSURI, M.Pd
No. Induk Pegawai :  130522417
NIP PNS :  19491225 197503 1 001
NIDN :  25124908
Pendidikan Terakhir :  Strata II/Pascasarjana S-2 Matematika
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor Kepala (400)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  IV/A - Pembina
Mata Kuliah :  

Nama Dosen :  Drs. YATIN
No. Induk Pegawai :  130524212
NIP PNS :  19480607 197503 1 001
NIDN :  7064803
Pendidikan Terakhir :  Strata I / Sarjana S1 / FKIP Unlam
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Matematika SD 1

Nama Dosen :  Drs. SUTIYARSO, S.Pd
No. Induk Pegawai :  131288773
NIP PNS :  19560805 198303 1 007
NIDN :  5085605
Pendidikan Terakhir :  Strata I / Sarjana S-1 Pend. Matematika
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor Kepala (400)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  IV/a - Pembina
Mata Kuliah :  Matematika SD 1

Nama Dosen :  Drs. RADIANSYAH, S.,Pd
No. Induk Pegawai :  131484953
NIP PNS :  19590808 198511 1 001
NIDN :  8085913
Pendidikan Terakhir :  Strata I / Sarjana S-1 PIPA SD
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Pend. IPA SD 1/2

Nama Dosen :  Dra. Hj. RAFI'AH GAZALI, M.Ag
No. Induk Pegawai :  131637251
NIP PNS :  19530423 198603 2 001
NIDN :  23045305
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana IAIN Syahid B.Masin
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Pendidikan Agama Islam

Nama Dosen :  Dr. DARMIYATI, S.Pd, M.Pd
No. Induk Pegawai :  131755122
NIP PNS :  19600606 198710 2 001
NIDN :  6066017
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana S-2 Mat. SD
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor Kepala (400)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Perkembangan Peserta Didik

Nama Dosen :  ALI RACHMAN, S.Pd, M. Pd
No. Induk Pegawai :  132326037
NIP PNS :  19760427 200801 1 011
NIDN :  0027047606
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana B.K. Univ. Negeri Malang
Unit Kerja :  B. Konseling FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/a - Penata Muda
Mata Kuliah :  Psikologi Pengembangan Belajar

Nama Dosen :  Drs. KHAIRIL ANWAR, M.Pd
No. Induk Pegawai :  131697556
NIP PNS :  19581226 198703 1 001
NIDN :  26125803
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana S-2 Matematika
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Bahasa Indonesia SD 1

Nama Dosen :  Drs. SUNARNO, M.Pd
No. Induk Pegawai :  131787340
NIP PNS :  19610708 198803 1 001
NIDN :  8076105
Pendidikan Terakhir :  Strata II/Pascasarjana S-2 Matematika
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (200)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/c - Penata
Mata Kuliah :  Pend. Matematika SD 1

Nama Dosen :  ASNIWATI, S.Pd, M.Pd
No. Induk Pegawai :  130804416
NIP PNS :  19521217 197903 2 001
NIDN :  17125206
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana S-2 Manaj. Pend.
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  Pend. Kewarganegaraan 1

Nama Dosen :  Drs. MAHMUDDIN, M.Pd
No. Induk Pegawai :  131767451
NIP PNS :  19610510 198803 1 002
NIDN :  10056111
Pendidikan Terakhir :  Strata II / Pascasarjana S-2
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  B. Indonesia SD 2

Nama Dosen :  Drs. KASPUL, M.Si
No. Induk Pegawai :  131998400
NIP PNS :  19660110 199203 1 003
NIDN :  10016606
Pendidikan Terakhir :  Strata I / Sarjana S-1 / UGM
Unit Kerja :  PGSD/Pend. Biologi FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor Kepala (400)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  IV/a - Pembina
Mata Kuliah :  IPA SD 1/2

Nama Dosen :  Drs. H. FADHLI KAMIL, S.Pd
No. Induk Pegawai :  130932491
NIP PNS :  19540910 198103 1 007
NIDN :  10095409
Pendidikan Terakhir :  Strata I / Sarjana S-1 / IKIP Bandung
Unit Kerja :  PGSD FKIP Unlam
Jenis Pegawai :  Dosen
Hubungan Kerja :  PNS Edukasi
Jabatan Fungsional :  Lektor (300)
Status Keaktifan :  Aktif
Pangkat :  III/d - Penata Tingkat I
Mata Kuliah :  IPS SD 1

Kata-Kata Motivasi


"Ein Mensch kann viele Male entmutigen lassen, aber er ist kein Fehler, bis er jemand anderem beschuldigen beginnt und damit aufhört."
Seorang pria dapat berkecil hati berkali-kali, tapi dia tidak gagal sampai ia mulai menyalahkan orang lain dan berhenti berusaha.

"Halten Sie Ihre Träume lebendig. Verstehen Sie, um etwas zu erreichen erfordert Glauben und Glauben an sich selbst, Vision, harte Arbeit, Entschlossenheit und Hingabe. Denken Sie daran, alle Dinge sind möglich für diejenigen, die glauben."
Jaga mimpimu tetap hidup. Pahamilah, untuk mencapai sesuatu membutuhkan iman dan kepercayaan diri, visi, kerja keras, tekad, dan dedikasi. Ingat segala sesuatu mungkin bagi mereka yang percaya.

Sabtu, 11 Februari 2012

Ketika Aku Ditanya, APA CITA-CITA HIDUPMU


Martapura, dekat perbatasan kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Sabtu, 11 Februari 2012, pukul 5 sore. Ketika hati ini tergugah untuk membagikan kisah hidup yang semoga berharga untuk orang lain dan sebagai penyemangat diri untuk menjalani kehidupan KINI dan NANTI.
   Sedari tadi malam hingga sore ini memikirkan pertanyaan ini, “k' Rodh, sbnarnya apa cita - cita anda di dalam hidup ini ? dan dari sekian banyak kenangan - kenangan dan cerita - cerita dari seluruh dunia yang telah terjadi, apa yang akan anda lakukan di masa depan nanti terhadap diri anda sendiri, teman anda, dan generasi penerus bangsa ini ?” Sebuah pertanyaan yang diberikan kepadaku oleh seorang adik kelas yang ‘ku tahu dia termasuk karakter orang yang “pemikir.” Dari sekian banyak pemikiran yang bermunculan sejak tadi malam, sejujurnya aku bingung dari mana memulai untuk menjawab pertanyaan ini. Bukan karena tidak bisa menjawabnya secara langsung pada sebuah komentar di jejaring sosial itu, tapi tentu aku akan memaknai pertanyaan itu sebagai perkara yang TIDAK bisa di jawab dengan jawaban “ini dan “itu” saja.
    Mempostingkan jawaban ke dalam sebuah catatan ini bukan bertujuan karena untuk mengumbar sesuatu yang akan dipandang sinis oleh banyak orang, tetapi dengan postingan ini aku akan siap menghadapi berbagai pardigma yang berbeda dari orang lain dan aku berharap akan ada banyak “pemikir” lagi yang bisa mengkritik jawaban atas tingkatan kadar BENAR atau TIDAKnya tujuan hidup yang kumiliki. Berusaha menjadikan segala gaya bahasa dan pemikiran ini menjadi sebuah hal yang asalnya tulus dari hati dan untuk bisa dibagikan bagi orang lain.

    Menjadi seseorang yang benar-benar baik dimata Tuhan dan orang lain, itulah cita-citaku. Jika aku menjawabnya ingin menjadi seorang guru yang profesional dibidangku, merubah sistem pendidikan menjadi sebuah pemikiran yang Islami atau ingin menjadikan anak-anak didik ‘ku memiliki ideologi yang jelas dalam memaknai dunia dan mengaitkannya ke sisi Islam, itu jawaban lain. Karena aku ingin menuntaskan pemikiran ini terlebih dahulu. Aku ingin terlebih dahulu menjawab pertanyaan ini dari segi si penanya (dari segi pemikiran orang yang memberikan pertanyaan tentan tujuan hidup), bukan dari segi kehidupanku. Aku merasakan dia mengalami sedikit “bingung” bagaimana cata memaknai kehidupan dan semoga saja akan terbantu dengan pemikiran ini.

Memang terlalu umum memang jika aku menjawabnya dengan jawaban itu (Menjadi seseorang yang benar-benar baik dimata Tuhan dan orang lain, itulah cita-citaku.), tapi sungguh ini menjadi dasar cita-cita yang ingin aku wujudkan kini atau nanti. Kenapa aku katakan KINI dan NANTI, karena kehidupan merupakan sebuah proses yang harus dijalani sedikit demi sedikit. Mengalirlah….! dengan selalu berbuat kebaikan. Pemikiran ini dibuka pertama kali oleh seorang guru bahasa Jerman pada kelas XI, Frau Ika. Beliau mengatakan :

“Mengalir sajalah seperti air, kehidupan adalah sebuah proses yang harus kita jalani tahap demi tahapnya. Kita tidak mungkin bisa mendapatkan nilai yang bagus di semua pelajaran kan? Yaaa…. Mulailah dengan berusaha dengan maksimal dengan pembelajaran yang mudah. Apa mata pelajaran yang mudah bagi kalian?” Salah seorang menjawab “Seni Kriya Kayu Bu!” *salah satu pelajaran yang cukup mudah dan asyik pada saat itu. Frau Ika menjawab, “Nah, yaa… Mulailah dengan itu.”

*banyak pembelajaran atas kebaikan yang tidak disadari kita miliki saat ini (contoh kecil, darimana kau bisa belajar membaca?). Jadi aku ungkapkan pemikiran ini dengan mencantumkan siapa saja yang mengajarkanku atas kebaikan dan kebaikan ini akan berguna bagi orang lain.

Pada pemikiran yang lebih jauh lagi tentang mengambil tindakan mengalir seperti air. Jujur saja, beberapa waktu yang lalu aku sedikit mengatakan pemikiran ini salah untuk diterapkan. Alasannya bukannya jika kita menerapkan tindakan untuk mengalir seperti air itu bak (bagaikan) orang yang tidak memiliki tujuan hidup? Bisa saja kita mengalir ditahapan kehidupan yang rendah bukan? (pada pemikiran ku saat itu kehidupan yang dipandang rendah oleh orang lain bukannya dari sisi Tuhan) Tapi semakin banyak hari yang kulewati, dalam berbagai kisah kehidupan selanjutnya yang aku lalui juga berbagai pemikiran yang Allah berikan sebagai pencerahan bagaimana aku bisa memaknai kehidupan sedikit lebih jelas lagi. Aku kemudian menyadari pemaknaanku sebelumnya SALAH telak.

Memaknai apa yang dikatakan Frau Ika dalam pemaknaan “mengalirlah seperti air” itu demikian: Kita memang dituntut untuk memiliki sebuah tujuan yang luas, dahsyat, membanggakan dan jelas pada saat kita benar-benar dewasa nanti. Maksud sederhananya seperti ini, tentang tahapan kehidupan ketika kita berusaha menjalani kehidupan dengan usaha sendiri nanti seperti mendapatkan pekerjaan, mencari pasangan dan perkara sejenisnya. Tetapi apakah itu akan kita lompati dengan satu langkah saja? Tidakkan? Sekali lagi, kehidupan adalah sebuah proses yang harus kita lalui tahap demi tahapnya. Sekarang hitunglah berapa banyak orang yang menyalahkan tindakan hidup mengalir seperti air ? Sudahkan Anda merubah pemikiran ini?

Nah, ketika kita mendapati segala usaha yang kita lakukan pada tahapan-tahapan itu menghadirkan keadaan yang buruk bagi kita. Jangan merasa terpuruk pada suatu keadaan itu. Manusia memang tidak pernah lepas dari perkara yang disebut “terpuruk/meratap.” Karena air juga tidak selamanya akan melewati bidang yang menurun dan datar kan? Ada kalanya disaat kita mendapati diri kita berada dalam sebuah kedaan yang menanjak dan kasar untuk dilewati.  Ketika cita-cita dan tujuan hidup kita juga didapati sebuah gejala yang rendah dimata orang lain. Jangan pernah untuk masuk ke pemikiran yang lebih dalam tentang keterpurukan bahwa tahapan kita itu rendah di mata manusia. Masih ada yang lebih objektif bisa menilai bagaimana usaha dan bagaimana cara yang kuta lakukan dalam menjalani tahapan-tahapan sulit itu.

Selalu belajarlah untuk bisa bersahabat dengan keadaan. Sederhananya, kita mungkin sering kesal dengan keadaan yang memubuat kita terpuruk, pada saat kita didapati kehilangan dompet misalnya atau basah dikarenakan pengendara mobil yang ugal-ugalan. Kenapa kita tidak tertawakan saja keadaan itu maka itu akan mudah. Toh itu sebuah takdir yang sudah kita dapati, menerimanya yang sering sulit untuk dilakukan. *maknailah kepada hal yang terjadi pada Anda kini.
 
    Kesalahan manusia dalam menjalani kehidupan adalah karena salah kaprah dalam bagaimana menjalani tahapan kehidupannya. Meski manusia juga memiliki kadar keburukan yang sulit untuk dipahami satu dengan yang lainnya dan kadar keburukan itu juga pasti berbeda dan inilah yang terjadi pada kenangan –kenangan dan cerita-cerita yang pernah terjadi dimasa lalu atau kini. “Dari sekian banyak kenangan dan cerita yang telah terjadi di dunia,” aku mengartikan kalimat yang ada dalam pertanyaan itu sebuah pemaknaan yang menuju kepada sejarah negatif yang sudah pernah terjadi atau yang sedang terjadi kini. Apakah perlu disebutkan semua itu? ‘Ku pikir tidak.

Sekarang aku akan menjawab dari segi kehidupanku untuk pertanyaan ini. “k' Rodh, sbnarnya apa cita - cita anda di dalam hidup ini ? dan dari sekian banyak kenangan - kenangan dan cerita - cerita dari seluruh dunia yang telah terjadi, apa yang akan anda lakukan di masa depan nanti terhadap diri anda sendiri, teman anda, dan generasi penerus bangsa ini ?”

Jika ditanyaakan sebuah cita-cita. Semasa kecil aku sering ditanya, “Rodhiya, Apa cita-citamu?” Aku pun dengan lantang menjawab “Aku ingin menjadi astronot, karena aku bisa terbang dan menjelajah ruang angkasa juga galaksi.” Yah, sebuah jawaban polos yang sering kita dengar, sampai saat ini jika kita menanyakannya kepada anak kecil.

Pada umur 7 tahun aku ditanya lagi “Rodhiya, Apa cita-citamu?” Jawabanku pun pada saat itu sudah berubah, jawabku “Aku ingin menjadi seorang polisi atau mungkin tentara.” karena aku pikir aku mungkin bisa menjadi seorang pahlawan yang memiliki jasa mulia dan akan selalu dikenang dan diceritakan sepanjang masa dan pemikiran bahwa polisi dan tentara yang memegang sebuah pistol itu sangat keren pada masa itu, tidak ada yang lebih keren pokoknya selain polisi atau tentara. Yah, jawaban ketika aku berumur tujuh tahun ini tidak lagi mengatakan aku ingin menjadi seorang astronot karena hal itu sangat tidak mungkin aku capai pada kenyataannya.

Pada umur 15 tahun aku kemudian ditanya lagi dengan pertanyaan jauh berbeda dan kompleks. Tepatnya ini tidak ditanyakan oleh orang lain, tapi kini diriku sendiri yang menanyakan ini, mungkin pada saat itu puncaknya pencarian jati diri. Tapi kali ini banyak pertanyaan yang memembuatku bingung dan jawabanku pun lagi-lagi berubah.

“Rodhiya, apa cita-citamu? Apa impian dalam kehidupanmu? Apa motivasi hidupmu? Apa ambisimu? Dimana letak semangatmu?”

Coba tebak, apa jawabanku? Pada saat itu aku hanya menjawab.
“Aku hanya ingin menjadi seorang sahabat yang selalu menghargai persahabatan, memimpikan memiliki seorang sahabat yang selalu menghargai persahabatan, mencari seorang sahabat yang juga selalu menghargai persahabatan dan akan selalu tersemangati oleh sebuah ikatan persahabatan.”
*ada kisah tersendiri kenapa aku menjawabnya dan menanamkan dengan paradigma ini dalam menjalani kehidupanku pada saat itu. Aku sudah sering menceritakan hal ini pada beberapa orang yang kupikir aku sudah dekat dengan mereka. Ku pikir sampai mereka sudah tahu betul atau mungkin sampai bosan tentang bagaimana pemikiranku tentang perkara “persahabatan” yang unik dan tentang hal-hal yang berkaitan dengan itu.

Jawaban yang sangat aneh atau mungkin dipandang orang tidak masuk akal. Tetapi pada saat ini, disaat umurku sudah beranjak dewasa, karena dan gara-gara jawabanku, tindakanku menghargai persahabatan dan bagaimana aku sering bersikan pada saat itu dan kini, aku dihantarkan oleh jawaban yang membuatku sangat yakin aku bisa menjawab semua pertanyaan itu dengan sebenar-benarnya jawaban yang berasal dari hati nuraniku. Aku sekarang menemukan semua jawaban itu, tentang apa cita-citaku, apa impian dalam kehidupanku, apa motivasiku, dan apa semangatku.

Aku ingin menjadi seorang guru yang InsyaAllah akan selalu berusaha bertawakal dan berikhtiar untuk menjadi sosok yang profesional dan teladan bagi orang lain dan seluruh peserta didikku. Menjadi sosok yang sederhana dalam menjalani kehidupan dan bahagia atas kesederhanaan itu. Ingin menjadi seorang guru yang profesional dibidangku dengan merubah sistem pendidikan dari hal yang terkecil menjadi sebuah pemikiran yang Islami dan ingin menjadikan anak-anak didik ‘ku memiliki ideologi yang jelas dalam memaknai dunia dan mengaitkannya ke sisi Islam. *apa ini sudah menjawab apa yang akan aku lakukan terhadap diriku, teman-teman dan orang lain juga generasi penerus nanti ya? (Kakak menjadi guru Sekolah Dasar dik, jadi pastinya akan berdampak kepada generasi penerus bukan? Semoga kakak dan adik bisa menemukan pemaknaan jawaban atas langkah yang kakak tempuh saat ini.)

Dalam jawaban di atas pun memiliki pemaknaan lain. Bukan terlalu berambisi (bukan karakter orang yang ambisius) menjadi seorang guru profesional dengan mendapatkan sebuah penghargaan menjadi guru yang banyak mengukir prestasi dimata banyak orang, tapi akan mencoba mengukir sebuah prestasi itu menjadi sebuah kepuasan tersendiri dalam menjalani kehidupan. Inginnya sih setelah kuliah selama 4,5 tahun setengah ini langsung ingin mendaftarkan diri di Indonesia Mengajar. *sebuah program yang di tujukan kepada tenanga pendidik yang akan mendapatkan pelatihan menghadapi masa satu tahun mengajar di tempat terpencil. Semoga saja sesuai rencana. Tentang bagaimana kehidupan selanjutnya setelah menjadi seorang guru? Mengalir saja…. Untuk tahapan ini, masih banyak proses yang akan di lalui.

Diri ini masih jauh dari tahap “SIAP”  untuk mengajar dan terjun ke dalam dunia pendidikan. Semoga dengan sisa perkuliahan ini semoga akan mengalami sebuah proses yang akan dicetak oleh Allah dalam sebuah alur yang akan disiapkannya nanti. Apapun itu segalanya saat ini sungguhlah MUDAH tahapan ini untuk aku lalui karena aku memiliki banyak sahabat dalam satu kelas perkuliahan yang selalu mengerti bagaimana pola pikir dan sikapku terhadap kehidupanku dan mereka.

Mengenai sahabat dalam tahapan ini, aku cukup merasa kecewa karena ada salah satu teman sekelas yang katanya ingin pindah jurusan. Aku bingung dan belum sempat menanyakan alasan apa yang akan dia utarakan jika aku katakan “Mengapa?” Entahlah, dari sisi ini aku masih berpikir dia sangat pantas untuk menjadi seorang sosok yang tauladan bagi orang lain, yakni menjadi seorang guru. Apakah dia masih bingung dengan cita-citanya atau bagaimana. Masih berupa sebuah pertanyaan yang ada di dalam benak hati ini.

Sekali lagi, memaknai segala sesuatunya memang sulit dilakukan dari pada untuk hanya sekedar dikatakan saja. Bagaimana dengan tujuan hidup Anda kini? Sudahkah Anda mamaknai beberapa tahapan yang kini Anda hadapi dan menjalaninya dalam sebuah proses yang padu dengan beberapa kesulitan hidup dengan OPTIMISME ?



Satu pemikiran lagi yang ingin aku jelaskan bagaimana asumsiku. Aku pernah dikatakan oleh salah seorang sahabat bahwa hidup sederhana itu tidaklah mungkin lakukan dengan keadaan dunia yang sulit kini. Tapi pemikiran yang aku utarakan HIDUP SEDERHANA itu bukan seperti orang yang tidak memedulikan apa saja yang terjadi kini dan dahulu tentang DUNIA. Tapi tahapan sederhana ini yang ingin aku tekankan. Sulit memang untuk menjelaskannya….


“Catatan Pendek”

*sebuah catatan yang ditujukan untuk menjawab sebuah pertanyaan yang menggugah diri ini kepada sorang yang ku pikir dia seorang yang “pemikir”. Semoga bisa bermanfaat juga untuk orang lain. Setelah di review kembali, tepatnya ini tidak disebut sebagai catatan ya? Begitu panjaaang…, kuyakin tidak banyak orang yang bisa menghabiskan sampai tahapan akhir paragraf ini. Anda? Aku ungkapkan sebuah terima kasih sudah membaca dan kuyakin bisa memaknainya secara menyeluruh hingga tahapan ini. Apresiasi yang besar ya? Anda karakter seorang PEMBACA ULUNG.

*sebenarnya penulisan ini sudah ingin dimulai sejak pukul 10 tadi malam (sudah berusaha menggoreskan beberapa pokok paragraf kecil), tapi karena bingung dalam menentukan jawaban dari segi dan cara yang bagaimana, maka penulisannya ditunda. Dimulai lagi dengan hati yang mantap menulis dua buah catatan dalam kerja MS. WORD yang berbeda pada jam 11 siang. Setelah beberapa jam menulis (sampai pukul 1 siang) Terukir dua buah catatan, satu catatan untuk muka khalayak yang berisi pemikiran umum dan satu buah catatan untuk si penanya yang berisi hal-hal pribadi yang patut untuk diceritakan, tapi lagi-lagi ada kendala yang sulit untuk digeser. Terlalu ambigu saja catatannya jika mengaitkan ke pengalaman pribadi “pikir ‘ku.” Semoga saja ada kesempatan dan keadaan lain yang akan menghadirkan ini bisa diwujudkan. Entah apakah nanti akan dadakan mengirimkan catatan itu kepada penanya atau tidak sama sekali, keadaan yang akan menjawabnya.

*baca kembali kalimat ini, Ketika hati ini tergugah untuk membagikan kisah hidup yang semoga berharga untuk orang lain dan sebagai penyemangat diri untuk menjalani kehidupan KINI dan NANTI. Pada kalimat penjelas di paragraf pertama aku menggunakan kata kapital pada kata KINI dan NANTI sebagai makna kehidupan di selama di dunia dan kehidupan kitan kelak di akhirat, semoga ada yang bisa memaknainya sebelum mengetahui kejelasannya adi catatan pendek ini.

*Frau Ika. Frau artinya Ibu, dalam bahasa German.

*Ada pertanyaan yang khusus di tujukan kepada penanya. “Kenapa Anda sampai kepada sebuah pemikiran sehingga menanyakan hal ini ya kepada kakak?” Jawab saja kapan pun. *penasaran saja.

*Spesial Note untuk penanya. (kau juga boleh membacanya sob) mungkin kini Anda sedang bingung dalam menentukan cita-cita, mohon… jalanilah dulu tahapan yang kini Anda hadapi saat ini dengan bijak dan penuh penerimaan terhadap keadaan yang akan diterima kelah. Masih ada sisa satu tahun lagi kan untuk menentukan pilihan masuk ke perguruan tinggi mana? Ya berusahalah, “Tanamlah Padi, maka kau akan dapatkan Rumput, tidak untuk sebaliknya” Jadi jangan hanya mengejar dunia osh? Kakak pernah menjadi sosok yang sangat berambisius dan ku sadari itu sungguh menyakitkan. Juga akan lama untuk bisa menerima bagaimana keadaan selanjutnya yang pernah kakak terima.

*diselesaikan pukul 07.45 malam, dengan sambil melaksanakan berbagai rutinitas wajib lainnya.
۞  This Is Our WãΫ  ۞
Karena ini semua adalah jalan yang harus kita tempuh bersama.

Untuk
Shinjiru, Aldaith, Albus dan semua orang yang selalu berada disekelilingku.
Kupersembahkan catatan ini untukmu dan untuk mengenang persahabatan indah di masa remaja yang kita lewati bersama di sekolah, disaat kau dulu begitu setia mendengarkan dengan tulus cerita-cerita fantasi dari sesuatu yang menggugah jiwa. Kuharap kenangan ini dapat memberikan makna untuk kehidupanmu dan atas kenangan yang akan selalu ada. Kini aku bisa dengan lantang mengatakan kepadamu bahwa aku sudah mempercayai satu hal. “Kini aku percaya kepada orang-orang disekelilingku yang selama ini memberikan segalanya kepadaku. Sebuah “PERSAHABATAN.”

Jumat, 10 Februari 2012

Tujuan Pembelajaran sebagai Komponen Penting dalam Pembelajaran

A. Pendahuluan
Guru  Harus Memiliki Tujuan Pembelajaran yang Jelas
Kegiatan menyusun rencana pembelajaran merupakan salah satu tugas penting guru dalam memproses pembelajaran siswa. Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional yang dituangkan dalam Permendiknas
RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa salah satu komponen dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu adanya tujuan pembelajaran yang di dalamnya menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

B. Apa Tujuan Pembelajaran itu?
Salah satu sumbangan terbesar dari aliran psikologi behaviorisme terhadap pembelajaran bahwa pembelajaran seyogyanya memiliki tujuan. Gagasan perlunya tujuan dalam pembelajaran pertama kali dikemukakan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950. Kemudian diikuti oleh Robert Mager pada tahun 1962 yang dituangkan dalam bukunya yang berjudul Preparing Instruction Objective. Sejak pada tahun 1970 hingga sekarang penerapannya semakin meluas  hampir  di seluruh lembaga pendidikan di dunia, termasuk di Indonesia.
Merujuk pada tulisan Hamzah B. Uno (2008) berikut ini dikemukakan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Robert F. Mager (1962) mengemukakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu.  Kemp (1977) dan David E. Kapel (1981) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Henry Ellington (1984) bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil belajar. Sementara itu, Oemar Hamalik (2005) menyebutkan bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran .
Marah dalam proses pembelajaran tidak akan memecahkan masalah.
Meski para ahli memberikan rumusan tujuan pembelajaran yang beragam, tetapi semuanya menunjuk pada esensi yang sama, bahwa : (1) tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran; (2) tujuan dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang spesifik.  Yang menarik untuk digarisbawahi  yaitu dari pemikiran Kemp dan David E. Kapel bahwa perumusan tujuan pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk tertulis. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap perencanaan pembelajaran seyogyanya dibuat secara tertulis (written plan).Upaya merumuskan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu, baik bagi guru maupun siswa. Nana Syaodih Sukmadinata (2002) mengidentifikasi 4 (empat) manfaat dari tujuan pembelajaran, yaitu: (1) memudahkan dalam mengkomunikasikan maksud kegiatan belajar mengajar kepada siswa, sehingga siswa dapat melakukan perbuatan belajarnya secara  lebih mandiri; (2) memudahkan guru memilih dan menyusun bahan ajar; (3) membantu memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media pembelajaran; (4) memudahkan guru mengadakan penilaian.
Dalam Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses disebutkan bahwa tujuan pembelajaran memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.


B . Bagaimana Merumuskan Tujuan Pembelajaran?
Seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, saat ini telah terjadi pergeseran dalam perumusan tujuan pembelajaran. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) mengemukakan pada masa lampau guru diharuskan menuliskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk bahan yang akan dibahas dalam pelajaran, dengan menguraikan topik-topik atau konsep-konsep yang akan dibahas selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran pada masa lalu ini tampak lebih mengutamakan pada pentingnya penguasaan bahan bagi siswa dan pada umumnya yang dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-centered). Namun seiring dengan pergeseran teori dan cara pandang dalam pembelajaran, tujuan pembelajaran yang semula lebih memusatkan pada penguasaan bahan, selanjutnya bergeser menjadi penguasaan kemampuan siswa atau biasa dikenal dengan sebutan penguasaan kompetensi atau performansi. Dalam praktik pendidikan di Indonesia, pergeseran tujuan pembelajaran ini terasa  lebih mengemuka sejalan dengan munculnya gagasan penerapan Kurikulum  Berbasis Kompetensi.
Kadang Kebijaksanaan dan Ketegasan perlu di utarakan.
Selanjutnya, W. James Popham dan Eva L. Baker (2005) menegaskan bahwa seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajarannya dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran.
Berbicara tentang perilaku siswa sebagai tujuan belajar, saat ini para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom (Gulo, 2005) sebagai tujuan pembelajaran. Bloom mengklasifikasikan perilaku individu ke dalam tiga ranah atau kawasan, yaitu: (1) kawasan kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar, di dakamnya mencakup: pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), penguraian (analysis), memadukan (synthesis), dan penilaian (evaluation); (2) kawasan afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan,
minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya, di dalamnya mencakup: penerimaan (receiving/attending), sambutan (responding), penilaian (valuing), pengorganisasian (organization), dan karakterisasi (characterization); dan (3) kawasan psikomotor yaitu kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot (neuronmuscular system) dan fungsi psikis. Kawasan ini terdiri dari: kesiapan (set), peniruan (imitation, membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaptation) dan  menciptakan (origination). Taksonomi ini merupakan kriteria yang dapat digunakan oleh guru untuk mengevaluasi mutu dan efektivitas pembelajarannya.
Dalam sebuah perencanaan pembelajaran tertulis (written plan/RPP), untuk merumuskan tujuan pembelajaran tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa kaidah atau kriteria tertentu. W. James Popham dan Eva L. Baker (2005)  menyarankan dua kriteria yang harus dipenuhi dalam memilih tujuan pembelajaran, yaitu: (1) preferensi nilai guru yaitu cara pandang dan keyakinan guru mengenai apa yang penting dan seharusnya diajarkan kepada siswa serta bagaimana cara membelajarkannya; dan (2)  analisis taksonomi perilaku sebagaimana dikemukakan oleh Bloom di atas. Dengan menganalisis taksonomi perilaku ini, guru akan dapat menentukan dan menitikberatkan bentuk dan jenis pembelajaran yang akan dikembangkan, apakah seorang guru hendak menitikberatkan pada pembelajaran kognitif, afektif ataukah psikomotor.
Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam tujuan
pembelajaran, yaitu (1) perilaku terminal, (2) kondisi-kondisi dan (3) standar ukuran. Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran; (2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan (3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.
Berkenaan dengan perumusan tujuan performansi, Dick dan Carey (Hamzah Uno, 2008) menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terdiri atas: (1) tujuan harus menguraikan apa yang akan dapat dikerjakan atau diperbuat oleh anak didik; (2) menyebutkan tujuan, memberikan kondisi atau keadaan yang menjadi syarat yang hadir pada  waktu anak didik berbuat; dan (3) menyebutkan kriteria  yang digunakan untuk menilai unjuk perbuatan anak didik yang dimaksudkan pada tujuan
Anggap peserta didik sebagai partner kita.
Telah dikemukakan di atas bahwa tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas. Dalam hal ini Hamzah B. Uno (2008) menekankan pentingnya penguasaan guru tentang tata bahasa, karena dari rumusan tujuan pembelajaran itulah dapat tergambarkan konsep dan proses berfikir guru yang bersangkutan dalam menuangkan idenya tentang pembelajaran.
Pada bagian lain, Hamzah B. Uno (2008) mengemukakan tentang teknis penyusunan tujuan pembelajaran dalam format ABCD.  A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid  dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima)
C. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
  1. Seorang guru dalam merencanakan pembelajaran dituntut untuk dapat merumuskan tujuan pembelajaran secara tegas dan jelas.
  2. Perumusan tujuan pembelajaran dapat memberikan manfaat tertentu bagi guru maupun siswa
  3. Saat ini telah terjadi pergeseran dalam merumuskan tujuan pembelajaran dari penguasaan bahan ke penguasan performansi.
  4. Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku atau penampilan yang diwujudkan dalam bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan.
  5. Tujuan pembelajaran seyogyanya dirumuskan secara jelas, yang didalamnya mencakup komponen: Audience, Behavior, Condition dan Degree
Sumber:
  • Hamzah B. Uno.2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.
  • Nana Syaodih Sukmadinata. 2002. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
  • Omar Hamalik.2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bandung: Bumi Aksara
  • Permendiknas RI No. 52 Tahun 2008 tentang Standar Proses
  • W. James Popham dan Eva L. Baker.2005. Teknik Mengajar Secara Sistematis (Terj. Amirul Hadi, dkk). Jakarta: Rineka Cipta.
  • W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo.

Segala Kebaikan Berawal Dari Hati

Kembali  ‘ku tulis sebuah fragmen kehidupan ini di sebuah senja yang penuh ketenangan. Di sebuah rumah yang ‘ku pikir masih sedikit kenangan di dalamnya, meski rumah yang kudiami ini kecil sungguh aku merasa sangat tenang disini. Martapura, Kalimantan Selatan. 28 Januari 2012.  Aku persembahkan kata-kata ‘ku kepada seorang sahabat yang memberikanku pencerah dalam beberapa hari ini.

Pada fragmen kenangan kali ini aku tidak membahas tentang mereka yang istimewa yang pernah mengisi sisi teristimewa pada bagian dalam kehidupan ‘ku. Tapi ini tentang sesuatu yang membuka pandanganku tentang bagian kehidupan lain yang ‘ku pikir hal yang sangat berpengaruh bagi kehidupan orang lain, bahkan dunia bagi mereka yang mau memaknai apa yang terjadi di sekelilingnya. Tentang kebaikan dan keburukan yang sulit untuk membatasi sampai mana sisi terbaik dalam kehidupan ini. Baik kah hal ini dan bagaimana cara kita untuk menyikapinya.

Aku heran bahwa ternyata hidup sederhana itu tidak semudah apa yang kubayangkan selama ini. Sebelumnya aku menanamkan pemikiran bahwa kehidupan ini hanya akan berjalan sebentar dan memang mudah jika menjalaninya dengan sekedar berbuat baik kepada diri sendiri, orang sekitar dan keluarga. Ternyata kehidupan tidak semudah itu, sungguh tidak mudah. Banyak hal lain yang harus dimaknai dalam menjalani sisi kehidupan dan BUKAN hanya sekedar kita berbuat baik pada saat ini dan NANTI kita pasti akan mendapatkan KEBAIKAN yang besar di akhir proses kelak.

    Aku menyimpulkan bahwa proses yang kita jalani saat ini masih sedikit dari bagian perjalanan yang sangat panjang. Ketika kita akan menjalani kehidupan ini dalam kurun waktu 50 atau bahkan 60 tahun. Kita masih akan menjalani sebuah proses perjalanan yang panjang di alam kubur sana, 7000 tahun.  Cukup ‘kah dengan perjalanan ini kita bisa mengukir kesuksesan yang kita idam-idam kan kelak? Bukan kesuksesan yang akan kita raih ketika kita masih hidup, tetapi diamana kita akan menjalani kehidupan lain selama 7000 tahun nanti? Belum lagi ketika nanti kita semua di bangkitkan untuk pertama kalinya dalam suatu wilayah yang hampir menyeluruh di bagian bumi ini, kecuali Madinah dan Mekkah dan kembali kepercayaan kita terhadap Tuhan kembali di uji?

    Banyak paradigma tentang kebaikan yang berkembang di mata orang-orang yang aku kenal selama ini. Meski dalam batasan kebaikan pun, ada saja pertentangan yang sering kita jumpai dalam sisi kehidupan ini. Kehidupan memang berisi berbagai macam rahasia yang haru kita maknai seutuhnya.  Bagaimana dengan keburukan? Banyak orang memasang keburukan dengan dasar bahwa dia melakukan kebaikan, untuk dirinya sendiri dan orang lain. Sulit untuk berkomentar mengenai perkara ini dan inilah rahasia dalam kehidupan.

    Sekarang bagaimana kita menjalani bagian dalam kehidupan kita ini untuk berisi hal-hal yang bermakna? Tentu kita tidak akan sanggup untuk menjalani kehidupan dengan segala beban kebaikan yang disediakan untuk kita. Tapi kita bisa melakukan kebaikan dari hal yang paling kecil. Aku tidak mengatakan hal yang terkecil itu adalah berbuat kebaikan yang
mengenai merubah diri kita menjadi sosok pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Sebenarnya bukan hal yang kecil pula kita bisa memperbaiki diri sendiri, tentu inilah tugas teberatnya. Yang aku maksud hal terkecil ini adalah dimulai dari membuka hati kita untuk melakukan kebaikan dan ini pun cukup sulit untuk dilakukan. Kemudian dilanjutkan ke niat dan di akhiri oleh tindakan kita yang paling kecil. Sebuah contoh saja, bagaimana memulai untuk bisa berkata sopan dan mengontrol emosi. Jika penyakit ini bersumber dari hati.
‘ku percaya segala hal baik yang awalnya dari hati akan menjadi perkara yang melahirkan kebaikan pula di akhir nanti. Dalam suatu batasan yang ‘ku sebut sebagai AL ISLAM.

Persahabatan yang SEMPURNA, Kita Hidup dalam Kesendirian, Rencana Tuhan, Pemaknaan dan Metamorfosa Kupu-Kupu

Persahabatan. Apa kesan petama ketika kau mendengarnya? Mungkin apakah Anda terbayang sosok teman yang berada di samping Anda selama ini? Sosok yang selalu berada disamping Anda ketika kesusahan atau mungkin dia seseorang yang juga ikut tertawa pada saat Anda diselimuti kebahagiaan? Sudahkah mereka menjadi sahabat sejati Anda? Jika belum, mengapa Anda tidak mencoba untuk menjadi seorang sahabat bagi teman-teman Anda?

Persahabatan memang sesuatu yang bisa kita letakkan dalam tempat yang berharga dalam kehidupan kita. Tapi apakah tempat itu sudah terisi oleh ikatan yang sesempurna metamorfosa kupu-kupu? Sebuah pertanyaan yang aku sangat yakin bahwa tempat itu belum terisi. Tidak percaya? Sekarang saya bertanya kepada Anda, kepada pemikiran di hati paling dalam yang Anda miliki. Siapa teman terbaik yang Anda miliki saat ini? Anda boleh menjawabnya lebih dari satu orang. Dapatkah Anda menyebutkan siapa nama teman Anda yang selalu hadir disaat Anda berada pada situasi paling sulit yang pernah Anda hadapi selama ini? Siapa dia, atau siapa mereka? Adakah seseorang yang selalu memberikan perhatian kepada Anda, persis seperti saudara kandung Anda. Tanpa menghitung keuntungan apa yang ia dapatkan jika ia bergaul dengan Anda? Adakah sosok yang selalu menjadikanmu berharga dan dia juga menjadi sebuah sosok yang sangat Anda kagumi? Jawabannya belum ada kan? Mengapa Anda tidak memulai menghargai teman Anda yang berada di sekitar Anda? Mulailah dari hal yang paling sederhana. Memulai dengan menanamkan pemikiran betapa berhargnya sorang kawan yang selama ini selalu hadir dalam keseharian Anda.

Kembali membahas tentang pendapat saya di atas, mungkinkah ada sebuah persahabatan yang seindah metamorposa kupu-kupu? Saya kembali menarik semua kesimpulan pernyataan di atas bahwa persahabatan yang sesempurna itu sungguhlah sebuah hal yang langka di zaman sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kembali menerawang bagaimana cara kita menjalani kehidupan ini dalam keseharian yang berlalu dari hari ke hari. Simaklah kembali, bukankah kita terkesan berjalan dengan tujuan kita masing-masing? Dengan segala kepentingan yang kita lakukan. Kalau Anda sekarang berpikiran teman-teman sekelas Anda atau partner kerja Anda hanyalah sebuah ikatan yang tidak terlalu spesial. Itu merupakan sebuah pembuktian bahwa persahabatan yang sesempurna metamorposa kupu-kupu itu hanyalah sebuah bayang-bayang yang menjadi impian seseorang yang terobsesi dengan persahabatan seperti saya ini.

Pernahkah Anda berpikir kita hanya sebagai satu orang individu yang hidup di dunia ini? Kita dilahirkan di dunia dengan semua keluarga kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita dan semua orang yang mengelilingi kehidupan kita hanya sebagai pengisi peran pembantu dalam misi di kehidupan ini? Pemikiran ini berlanjut ketika Anda kembali berpikir bahwa Anda adalah seorang pemeran utama dengan segala ujian ataupun segala kebahagiaan yang Anda dapatkan selama hidup di dunia ini? Sejatinya memang, cobaan atau kebahagiaan yang kita dapat memang merupakan sebuah UJIAN. Pernahkah Anda berpikir demikian?

Jadi apakah semua orang yang hadir di keseharian kita itu hanya sebagai pelengkap dalam kita menjalani kehidupan saja? Banyak pertanyaan yang bermunculan ketika kita memulai kembali memaknai satu sisi saja bagian dari kehidupan ini.

    Tuhan sungguhlah memiliki sebuah cerita yang membuat ummatnya memiliki kewajiban untuk memikirkan segala hal yang memang perlu dimaknai. Tidak perlu pemaknaan yang sama di antara satu sama lain milyaran manusia di bumi ini, kita hanya perlu memaknainya dengan batasan yang sudah di sediakan oleh’Nya. Tuhan pula memiliki banyak permasalahan yang harus kita cari solusinya sendiri-sendiri. Tidak sama ujian dan kebahagian yang diterima semua manusia dalam kehidupan ini. Mungkin kini Anda sedang mengalami kepahitan hidup tentang asmara, cinta, keluarga, penyakit yang tak kunjung sembuh, keuangan, ikatan satu sama lain atau mungkin Anda memiliki banyak kebahagian tapi Anda tidak puas terhadap apa yang Anda dapatkan selama ini? SATU hal, semua itu sungguhlah berhubungan satu sama lain.





Kembali tentang pemikiran bahwa Anda dilahirkan hanya sendirian saja di dalam kehidupan ini. Memang tidak salah ketika kita sama-sama pernah berpikiran demikian. Karena kita memang memiliki misi kehidupan yang harus kita lewati dengan usaha kita sendiri (ini tentang perjalanan kita menentang semua apa yang di larang’Nya dan melakukan apa yang di perintahkan’Nya) tapi sungguh…. kita tidak dilahirkan sebagai sosok yang akan hidup sendirian saja dalam kehidupan ini. Ketika kita dilahirkan oleh sosok yang di Agungkan Tuhan, seorang Ibu yang memiliki CINTA dan KASIH SAYANG dengan sosok ayah yang tangguh menjaga kehidupan ini tetap berjalan dengan sangat baik dan semua saudara-saudara kandung kita  yang kembali melengkapi kehadiran kita di dunia ini. Bukankah ini sebuah perjalanan yang sudah di susun oleh Tuhan bahwa hanya dengan mereka kita bisa menjalani kehidupan ini dengan kebaikan. Lantas, bagaiman dengan teman-teman atau partner kerja Anda yang selalu hadir di setiap keseharian Anda? Mereka semua sama derajatnya dengan orang-orang yang istimewa di sisi Anda (keluarga). Mereka lah yang membuat bagian dari sisi kehidupan kita berjalan dan berkaitan satu dengan yang lainnya.

    Untuk apa kita mencari sebuah persahabatan yang se SEMPURNA metamorfosa kupu-kupu karena sesungguhnya apa yang selalu hadir di bagian kehidupan kita itu sudah sempurna pada pemaknaan lain yang harus kita pikirkan baik-baik?
Meski hubungan yang kita dapatkan selama ini tidaklah seindah apa yang kita harapkan, tapi kita bisa merubah semua itu dengan pemikiran kita. Sesuai catatan saya sebelum ini, “mulailah segala kebaikan dari hati kita”. Walaupun itu sulit, tapi tidak sesulit apa yang kita jalani ketika kita berpikiran diciptakan sendirian dalam bagian kehidupan ini.

Tentu Kita Pernah diKeCEwaKan (Sebuah Curahan Ketika Hati ini di KECEWAKAN)


    Hati. Lagi…. Kembali saya goreskan fragmen ini pada sebuah titik pemikiran  yang berdasar pada empat huruf tapi sangat istimewa untukku, “hati.” Kali ini alur ini akan mengacu pada sebuah perkara yang dinamakan KECEWA. Yah, dikecewakan atau mengecewakan. Menurutku ini masalah (pandangan/pemikiran) perspektif dan niat.

   
 Maksudnya demikian. Mengenai niat, ketika kita berbuat suatu amal kebaikan, beramal saleh. Apakah kita akan menanamkan sebuah niat sebelum melakukan tindakan sambil memegang sebuah kalkulator dan menghitung apa yang akan kita terima dari akhir perbuatan kita? Jika kita melakukan perkara kebaikan A, kita juga ngitung-ngitung dampak dari kebaikan itu juga harus A. Ketika kita berniat melakukan C dan harapan kita juga harus dapatkan C. Ini mengenai niat. Sedangkan perspektif, segala hal yang kita lakukan kita memandangnya dari sisi mana? Apakah kepada Tuhan? atau manusia? Ketika kita berharap akan mendapatkan kebaikan disisi manusia, kita akan lebih sering mendapatkan perkara yang berujung kekecewaan. Bagaimana dengan Tuhan? *maknai dan kaitkanlah sendiri dengan hal-hal lain. Saya sangat percaya Anda adalah orang yang bijak dalam memaknai segala sesuatunya.

    Kehidupan, perjalanan dan sebuah perumpamaan “lingkaran yang berputar.” Kita tentu tidak mungkin lepas dengan semua keadaan atau kondisi ini bukan? Tidak selamanya kita berada di atas dengan segala kesenangan dan tidak selamanya kita berada di bawah dengan seluruh perih yang selalu kita rasakan saat ini. Sungguh, Tuhan itu maha adil. Hanya dia yang mengetahui yang mana yang baik untuk hambanya. Suatu pemikiran jika kita tidak menerima sebuah kepahitan disaat-saat seperti ini, boleh jadi ini yang terbaik untuk kita, juga sebaliknya. Rasa kecewa merupakan sebuah bentuk perasaan yang tidak kita inginkan keberadaannya muncul dalam hati kita. Tidak seorang pun yang menginginkan rasa kecewa. Tidak seburuk hinaan, tapi rasa sakit yang di akibatkan lebih dalam dari hal itu.
    Sahabatku, selalu ada perih di dalam sudut hati terdalam kita. Ketika dirimu menceritakan sebuah kisah tentang kepahitan yang pernah kamu alami. Mungkin, setelah sekian lama kita bertahan dengan kepahitan ini, memendam saja luka yang menggores hati, sekian lama menahan nestapa dan perihnya. Tentunya Tuhan selalu membuat kita tegar dengan perjalanan yang kau tempuh itu bukan? Percayalah, ini sebuah jalan yang terbaik untuk kisah ini.
    Sahabatku, memang banyak hal yang tidak ingin kita lepaskan dalam genggaman kita. Ada orang yang kehadirannya dalam kehidupan kita tidak ingin kita tinggalkan, ada sebuah kecintaan terhadap sesuatu yang tidak inging kita lepaskan dan ada pula sebuah kenangan yang selalu kita inginkan baik dalam perjalanannya. Tetapi memang ada saatnya juga dimana kita harus berhenti mencintai seseorang atau sesuatu hal dan sungguh bukan karena dia atau itu tidak lagi mencintai kita. Melainkan karena kita sendiri disadarkan oleh Tuhan bahwa segala sesuatu itu akan lebih berharga dan berbahagia kalau kita tinggalkan atau melepaskannya.
    Perasaan kecewa akan hadir ketika hal yang paling kita inginkan tidak sesuai dari apa yang kita harapkan dan rasa ini sulit untuk diberikan kepada orang lain yang bertanya “Kenapa kau bersedih?” Mungkin dapat dilukiskan pada suatu keadaan yang pas, tapi sulit untuk memberikan rasa sakit yang sama. Karena inilah hati berada di tempat yang istimewa bagiku. *mungkin paradigma ini terlalu umum ya menempatkan hati sebagai sesuatu yang istimewa. tapi karena ini pula betapa banyak orang yang tidak menghargai hati sebagai pusat tindakan dan segala sumber perasaannya?


     *mengenai banyak orang yang kini tidak memiliki hati. Pagi tadi saat sarapan, menggonta-ganti channel TV (Trans7, Karaoke Dadakan *kalau tidak salah nama programnya). Hati ini sangat miris, ketika Asri Welas Pramawati (pembawa acara tadi pagi) menemukan seorang bocah berumur kira-kira 7 tahun di antara banyak penonton. Seorang bocah laki-laki dengan pakaian seadanya, membawa gitar mini dan tanpa alas kaki (karena tanpa alas kaki Asri jadi tertarik, awalnya sih kayak mau ngelawak, seperti biasanya). Asri tanya *nada nyeleneh seperti biasa, “Adik, kenapa tidak pakai sendal kesini? Dari tadi pagi disini tidak pakai sendal?” Bocah itu meng’iyakan saja. “Terus jam segini kagak sekolah? Ibu Bapaknya mana?” Bocah itu menjawab, “Kagak…. Ibu sama Bapak di rumah.”  Asri, *nada sudah berubah “Oh…. terus ngapain pagi-pagi disini… Eh…(*nyapa penonton agar tenang) ini dari pagi disini kagak pakai sendal, kagak sekolah…. Ngapain dik?” Bocah, “Nyari uang lah….!!” *senyum-senyum aja.

     Ekpresi Asri sudah berubah ketika bocah ntu sudah katakan nyari uang. Ketika si Astri mau nangis….*asri memang suka terbawa suasana, dibuktikan dengan beberapa program sebelumnya juga kalau ada sesuatu yang benar-benar membuatnya sedih, nangis dah. Penonton di belakang malah berseru… “Huuuuuhhh……” (*maksudnya, ah! Ngapain sih pakai nangis segala?) dengan nada tanpa kepedulian. Bukan ini yang membuat hati ini tambah miris, tapi menjadi sangat miris lagi ketika melihat seorang remaja wanita muda (salah seorang penonton yang lumayan paling nampak dikamera dan di belakang Asri) dengan pakaian minim, kaos dan celana jeans kentat, tanpa kerudung dan sungguh tidak sesuai dengan tubuhnya yang agak gemuk. Dengan cuek memperhatikan obrolan itu dengan wajah sangat ketus, memegang dengan gaya bangga Handphone yang paling di gemari saat ini (BlackBerry) sambil mengetik-ngetik sesuatu, sebelumnya dia juga ikut berseru “Huuh!”  Asli dah, kalau tu layar kaca bisa tembus realitas, sendok nie dah kelempar. Heran asli heran…. Apakah ini sebuah pertanda kebobrokan bangsa? dengan ketidakpedulian orang-orang yang hidup di negara kapitalis dan sekuler? Orang-orang metro…. tapi tak memiliki hal yang disebut sebagai hati. Ah… Dunia…. Dunia….
    Memang mudah mengkritisi sesuatu ya? Tapi sesungguhnya ini merupakan bukti kecil nan sederhana. Jujur saja, mungkin tadi ingin menghapus postingan ini, dengan alasan “Kok hal sesederhana ini gue bahas ya?” tapi karena membaca perkara “Hal kecil berdampak besar. Ku urungkan niat menghapus fragmen sederhana ini.Hal yang kecil insyaAllah akan berdampak besar.


     Kembali ke pembahasan “kecewa.” dan kali ini mengisikan curahan hati. Lama sejak  aku cukup dikecewakan dengan sebuah perkara yang kupikir aku bisa berkembang didalamnya. Banyak yang menasehatiku agar aku melanjutkan saja perjalanan ini. Tapi sungguh ini perkara hati, tentang banyak kisah atas sebelumnya, kuatnya prinsip hidup, mencari kedaiamaian yang sejati bagi diri pribadiku, tentang rasa bangga yang sama sekali tidak sama dengan orang lain (bukan karena ketenaran atau popularitas), menginginkan ketenangan dalam menjalani studi dan rasa enek terhadap seseorang yang ku ingin memperbaiki kualitas emosiku terhadapnya agar tidak terjerumus ke dalam lubang kebencian yang lebih dalam. Sekali lagi, pandangan seseorang yang merasakan atas dasar pengalamannya tidaklah sama dengan orang orang lain yang ingin ikut merasakan hal yang sama. Sungguh, tidak pernah lagi menghadirkan kebencian kepada siapa pun atas kisah pahit apapun. Selalu belajar menjadi sosok yang selalu bisa memafkan, meski awalnya itu perih. Satu hal, aku sudah memaafkan diriku dan memaafkan semua orang yang kupikir dia sengaja atau tidak sengaja menghadirkan kekecewaan ini. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.



    Berakhir dalam sebuah kesimpulan dalam kekecewaan ini aku harus menjauh dan pergi dalam sebuah kisah baru yang ku niatkan bahwa aku harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Untuk siapa pun yang aku kenal. Bukan kebaikan atas dasar kepada diri sendiri, tapi bagi orang lain. Semoga niat ini kokoh seperti aku pertama kali menuliskannya ini disini. Amiin….
    Kekecewaan memang akan kita rasakan ketika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita inginkan. Tapi sejatinya, dari pengalamanku itu. Kita bisa menukarnya dengan sebuah optimistis yang lebih baik dari sebelumnya. Bahwa Tuhan akan selalu menghadirkan makna di balik semua kejadian yang kita alami dalam setiap fragmen yang sedang kita jalani kini.








    Mungkin ketika Anda kini sedang putus cinta dengan kekasih Anda, yakinlah akan ada pengganti yang sudah disiapkan oleh’Nya dan pasti itu akan lebih baik jika Anda memaknai kisah Anda dengan baik. Bukan dengan rasa putus asa dan benci. Mungkin kini Anda merasakan kecewa terhadap kerja keras Anda selama ini tidak berbuahkan hasil yang sebanding, yakinlah ketika Anda menyikapinya dengan senyum dan kepedulian kepada orang lain. Tuhan pasti akan menyiapkan ganjaran yang pasti lebih dari semua usaha Anda sebelumnya. Ingatlah, kita tidak lebih besar dari ukuran bakteri yang mikroskopis dengan genggaman Tuhan yang memiliki seluruh galaksi dan alam semesta. Tuhan tidaklah pelit, Tuhan pasti hadirkan kisah yang lebih indah dari pada hanya menyesali sebuah kekecewaan. Ada jalan yang lebih baik dihamparkan oleh’Nya dan tentunya ketika Anda sudah dikecewakan dengan satu jalan. Pilihlah kebaikan lain dengan jalan yang baru.

    Semoga dapat mencerahkan meski setitik bagian di bagian yang juga istimewa bagimu,  YOUR HEART…..  -Rodhiya Noor Fajri-



“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu?Yang memberatkan punggungmu?


Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu,Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan..

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain,Dan hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap.”

~ (QS.94:1-8)