Persahabatan. Apa kesan petama ketika kau mendengarnya? Mungkin apakah Anda terbayang sosok teman yang berada di samping Anda selama ini? Sosok yang selalu berada disamping Anda ketika kesusahan atau mungkin dia seseorang yang juga ikut tertawa pada saat Anda diselimuti kebahagiaan? Sudahkah mereka menjadi sahabat sejati Anda? Jika belum, mengapa Anda tidak mencoba untuk menjadi seorang sahabat bagi teman-teman Anda?
Persahabatan memang sesuatu yang bisa kita letakkan dalam tempat yang berharga dalam kehidupan kita. Tapi apakah tempat itu sudah terisi oleh ikatan yang sesempurna metamorfosa kupu-kupu? Sebuah pertanyaan yang aku sangat yakin bahwa tempat itu belum terisi. Tidak percaya? Sekarang saya bertanya kepada Anda, kepada pemikiran di hati paling dalam yang Anda miliki. Siapa teman terbaik yang Anda miliki saat ini? Anda boleh menjawabnya lebih dari satu orang. Dapatkah Anda menyebutkan siapa nama teman Anda yang selalu hadir disaat Anda berada pada situasi paling sulit yang pernah Anda hadapi selama ini? Siapa dia, atau siapa mereka? Adakah seseorang yang selalu memberikan perhatian kepada Anda, persis seperti saudara kandung Anda. Tanpa menghitung keuntungan apa yang ia dapatkan jika ia bergaul dengan Anda? Adakah sosok yang selalu menjadikanmu berharga dan dia juga menjadi sebuah sosok yang sangat Anda kagumi? Jawabannya belum ada kan? Mengapa Anda tidak memulai menghargai teman Anda yang berada di sekitar Anda? Mulailah dari hal yang paling sederhana. Memulai dengan menanamkan pemikiran betapa berhargnya sorang kawan yang selama ini selalu hadir dalam keseharian Anda.
Kembali membahas tentang pendapat saya di atas, mungkinkah ada sebuah persahabatan yang seindah metamorposa kupu-kupu? Saya kembali menarik semua kesimpulan pernyataan di atas bahwa persahabatan yang sesempurna itu sungguhlah sebuah hal yang langka di zaman sekarang. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kembali menerawang bagaimana cara kita menjalani kehidupan ini dalam keseharian yang berlalu dari hari ke hari. Simaklah kembali, bukankah kita terkesan berjalan dengan tujuan kita masing-masing? Dengan segala kepentingan yang kita lakukan. Kalau Anda sekarang berpikiran teman-teman sekelas Anda atau partner kerja Anda hanyalah sebuah ikatan yang tidak terlalu spesial. Itu merupakan sebuah pembuktian bahwa persahabatan yang sesempurna metamorposa kupu-kupu itu hanyalah sebuah bayang-bayang yang menjadi impian seseorang yang terobsesi dengan persahabatan seperti saya ini.
Pernahkah Anda berpikir kita hanya sebagai satu orang individu yang hidup di dunia ini? Kita dilahirkan di dunia dengan semua keluarga kita, saudara-saudara kita, teman-teman kita dan semua orang yang mengelilingi kehidupan kita hanya sebagai pengisi peran pembantu dalam misi di kehidupan ini? Pemikiran ini berlanjut ketika Anda kembali berpikir bahwa Anda adalah seorang pemeran utama dengan segala ujian ataupun segala kebahagiaan yang Anda dapatkan selama hidup di dunia ini? Sejatinya memang, cobaan atau kebahagiaan yang kita dapat memang merupakan sebuah UJIAN. Pernahkah Anda berpikir demikian?
Jadi apakah semua orang yang hadir di keseharian kita itu hanya sebagai pelengkap dalam kita menjalani kehidupan saja? Banyak pertanyaan yang bermunculan ketika kita memulai kembali memaknai satu sisi saja bagian dari kehidupan ini.



Meski hubungan yang kita dapatkan selama ini tidaklah seindah apa yang kita harapkan, tapi kita bisa merubah semua itu dengan pemikiran kita. Sesuai catatan saya sebelum ini, “mulailah segala kebaikan dari hati kita”. Walaupun itu sulit, tapi tidak sesulit apa yang kita jalani ketika kita berpikiran diciptakan sendirian dalam bagian kehidupan ini.